Bensin adalah senyawa hidrikarbon yang berisis hidrogen dan atom karbon. Dalam proses pembakaran bensin sering kali berlangsung dengan tidak sempurna, akibatnya mesin mobil mengeluarkan beberapa jenis polutan yang berbahaya, seperti hidrokarbon (HC), oksida nitrogen (NoX), karbon monoksida (CO), oksida belerang (SoX), partikel debu halus (PM10), dan yang paling berbahaya adalah timbel (Pb) (Prihandana, 2007).
Bensin dibuat dari minyak mentah, yaitu cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut sebagai crude oil. Cairan ini mengandung hidrokarbon. Atom-atom karbon dalam minyak mentah saling berhubungan, membentuk rantai dengan panjang yang berbeda-beda bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga hidrokarbon ini dapat dipisahkan melalui destilasi.
Bensin mengandung energi kimia yang dapat diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran (oksidasi) dengan udara didalam mesin atau motor bakar. Gas bertekanan tinggi tersebut kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi itu diubah oleh mekanisme link menjadi putaran crankshaft sebagai output dari mesin tersebut. Selanjutnya crankshaft dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros untuk mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis. Energi ini kemudian dimanfaatkan sesuai dengan keperluan, misalnya untuk menggerakkan roda motor atau mobil (Prihandana, 2007).
Nilai mutu jenis bahan bakar minyak bensin ditentukan berdasarkan nilai RON (research octane number). Oktan menyatakan kandungan molekul iso-oktan (C8) yang terdapat dalam bahan bakar bensin. Secara garis besar, bensin dihuni oleh iso-oktan dan normal heptana. Iso-oktan bersifat tahan digebuk atau dikompres hingga volume terkecil tanpa mengalami pembakaran spontan. Sedangkan normal-heptana mempunyai karakteristik mudah terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Semakin tinggi kandungan oktan berarti mutu bensin semakin bagus. Penentuan angka oktan diwujudkan dalam dua angka, yaitu research octane number (RON) dan motor octane number (MON). Angka ini diperoleh dari pengujian pada mesin yang disebut coorporative fuel research (CFR). Bilangan oktan dipasaran merupakan rata-rata arimatis dari RON dan MON, misalnya untuk bensin yang memiliki hasil tes berskala 90 berarti bahwa bensin tersebut setara dengan 90% iso-oktan dan 10% normal-heptana (Prihandana, 2007).
Menurut Prihandana (2007) bioetanol atau etanol (alkohol) berasal dari bahasa arab al-kuhl (alkohl) artinya senyawa yang mudah menguap. Bahan kimia organik ini adalah salah satu senyawa kimia tertua yang telah dikenal umat manusia. Alkohol berupa larutan jernih tak berwarna, beraroma khas yang dapat diterima, berfasa cair pada pada temperatur kamar, dan mudah terbakar. Sedangkan dalam artikel pertamina, Etanol atau etil alcohol (lebih dikenal sebagai alkohol, lambang kimia C2H5OH) adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar, larut dalam air, biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan.
Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau aditif peningkat bilangan oktan pada bahan bakar sebenarnya sudah dilakukan sejak abad 19. Mula-mula etanol digunakan untuk bahan bakar lampu pada masa sebelum perang saudara di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1860 Nikolaus Otto menggunakan bahan bakar etanol dalam mengembangkan mesin kendaraan dengan siklus Otto. Mobil Model T karya Henry Ford yang diluncurkan pada tahun 1908 dirancang untuk menggunakan bahan bakar etanol atau gasoline. Namun karena harganya yang sangat tinggi, etanol kalah bersaing dengan bahan bakar yang terbuat dari minyak bumi. Harga minyak bumi yang membumbung belakangan ini membuat orang kembali mempertimbangkan etanol untuk dijadikan bahan bakar kendaraan.
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari bahan baku berupa biomassa seperti jagung, singkong, sorghum, kentang, gandum, tebu, bit, dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami, dan limbah sayuran lainnya. Bioetanol diproduksi dengan teknologi biokimia, melalui proses fermentasi bahan baku, kemudian etanol yang diproduksi dipisahkan dengan air dengan proses destilasi dan dehidrasi (www.pertamina.com).
Bensin mengandung energi kimia yang dapat diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran (oksidasi) dengan udara didalam mesin atau motor bakar. Gas bertekanan tinggi tersebut kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi itu diubah oleh mekanisme link menjadi putaran crankshaft sebagai output dari mesin tersebut. Selanjutnya crankshaft dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros untuk mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis. Energi ini kemudian dimanfaatkan sesuai dengan keperluan, misalnya untuk menggerakkan roda motor atau mobil (Prihandana, 2007).
Nilai mutu jenis bahan bakar minyak bensin ditentukan berdasarkan nilai RON (research octane number). Oktan menyatakan kandungan molekul iso-oktan (C8) yang terdapat dalam bahan bakar bensin. Secara garis besar, bensin dihuni oleh iso-oktan dan normal heptana. Iso-oktan bersifat tahan digebuk atau dikompres hingga volume terkecil tanpa mengalami pembakaran spontan. Sedangkan normal-heptana mempunyai karakteristik mudah terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Semakin tinggi kandungan oktan berarti mutu bensin semakin bagus. Penentuan angka oktan diwujudkan dalam dua angka, yaitu research octane number (RON) dan motor octane number (MON). Angka ini diperoleh dari pengujian pada mesin yang disebut coorporative fuel research (CFR). Bilangan oktan dipasaran merupakan rata-rata arimatis dari RON dan MON, misalnya untuk bensin yang memiliki hasil tes berskala 90 berarti bahwa bensin tersebut setara dengan 90% iso-oktan dan 10% normal-heptana (Prihandana, 2007).
Menurut Prihandana (2007) bioetanol atau etanol (alkohol) berasal dari bahasa arab al-kuhl (alkohl) artinya senyawa yang mudah menguap. Bahan kimia organik ini adalah salah satu senyawa kimia tertua yang telah dikenal umat manusia. Alkohol berupa larutan jernih tak berwarna, beraroma khas yang dapat diterima, berfasa cair pada pada temperatur kamar, dan mudah terbakar. Sedangkan dalam artikel pertamina, Etanol atau etil alcohol (lebih dikenal sebagai alkohol, lambang kimia C2H5OH) adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar, larut dalam air, biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan.
Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau aditif peningkat bilangan oktan pada bahan bakar sebenarnya sudah dilakukan sejak abad 19. Mula-mula etanol digunakan untuk bahan bakar lampu pada masa sebelum perang saudara di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1860 Nikolaus Otto menggunakan bahan bakar etanol dalam mengembangkan mesin kendaraan dengan siklus Otto. Mobil Model T karya Henry Ford yang diluncurkan pada tahun 1908 dirancang untuk menggunakan bahan bakar etanol atau gasoline. Namun karena harganya yang sangat tinggi, etanol kalah bersaing dengan bahan bakar yang terbuat dari minyak bumi. Harga minyak bumi yang membumbung belakangan ini membuat orang kembali mempertimbangkan etanol untuk dijadikan bahan bakar kendaraan.
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari bahan baku berupa biomassa seperti jagung, singkong, sorghum, kentang, gandum, tebu, bit, dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami, dan limbah sayuran lainnya. Bioetanol diproduksi dengan teknologi biokimia, melalui proses fermentasi bahan baku, kemudian etanol yang diproduksi dipisahkan dengan air dengan proses destilasi dan dehidrasi (www.pertamina.com).
Penggunaan bioetanol sebagai campuran biogasoline memiliki keunggulan, yaitu:
1. meningkatkan bilangan oktan (dapat menggantikan TEL sebagai aditif, sehingga mengurangi emisi logam berat timbal);
2. menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna (mengurangi emisi karbon monoksida); dan
3. mengurangi emisi gas buang karbondioksida (penelitian menunjukkan pengurangan hingga 40-80%), dan senyawa sulfur (mengurangi hujan asam).
Bioetanol diproduksi dari biomassa dengan proses hidrolisis dan fermentasi gula. Biomassa mengandung polimer karbohidrat berupa cellulose, hemi-cellulose, dan lignin. Untuk memproduksi gula dari biomassa, biomassa diolah menggunakan asam dan enzim. Cellulose dan hemi-cellulose terhidrolisa menjadi sukrosa, kemudian difermentasi menjadi etanol.
1. meningkatkan bilangan oktan (dapat menggantikan TEL sebagai aditif, sehingga mengurangi emisi logam berat timbal);
2. menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna (mengurangi emisi karbon monoksida); dan
3. mengurangi emisi gas buang karbondioksida (penelitian menunjukkan pengurangan hingga 40-80%), dan senyawa sulfur (mengurangi hujan asam).
Bioetanol diproduksi dari biomassa dengan proses hidrolisis dan fermentasi gula. Biomassa mengandung polimer karbohidrat berupa cellulose, hemi-cellulose, dan lignin. Untuk memproduksi gula dari biomassa, biomassa diolah menggunakan asam dan enzim. Cellulose dan hemi-cellulose terhidrolisa menjadi sukrosa, kemudian difermentasi menjadi etanol.
DAFTAR PUSTAKA
Arya Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran lingkungan. Yogyakarta. Penerbit Andi Yogyakarta.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran, hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Husein, Harun. 1993. Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan, dan Penegakan hukumnya. Jakarta. Bumi Aksara.
Iptek Voice. 2007. Status Emisi Karbon di Indonesia. http://www.ristek.go.id. [31 Juli 2008].
Komunitas Mahasiswa Sentra Energi. 2008. Bahayanya Pencemaran Udara. http://kamase.org/2008/02/01/bahayanya-pencemaran-udara. [29 Juli 2008].
Organisasi. 2006. Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar Kita, Gas Beracun CO, CO2, NO, NO2, SO dan SO2 yang Merusak Kesehatan Manusia. http://organisasi.org. [02 Agustus 2008].
Pertamina Artikel. Bensin Ramah Lingkungan. http://www.pertamina.com. [29 Juli 2008].
Prihandana, Rama. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.
Salim, Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta. Modern English Pers.
Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Sinar Harapan. 2003. Pencemaran Udara Ancam IQ Anak. www.sinarharapan.com. [01 Agustus 2008].
Walhi. 2004. Pencemaran Udara. http://www.walhi.or.id. [29 juli 2008].
Wikipedia. 2007. Pencemaran udara. http://id.wikipedia.org. [01 agustus 2008].
Comments
Post a Comment