Menurut Walhi, terdapat dua sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termasuk ozon.
Masyarakat di Indonesia cenderung tidak memperdulikan adanya pencemaran udara akibat kegiatannya sehari-hari. Pencemaran udara sering kali diacuhkan masyarakat, karena pencemaran udara ini tidak bisa dilihat secara jelas, namun bisa dirasakan efeknya dalam jangka panjang. Ketidakpedulian masyarakat ini ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan solar yang sangat berpotensi mencemari udara sebagai bahan bakar untuk kendaraan mereka. Asap dari pabrik-pabrik yang melimpah jumlahnya yang menyumbang polutan sangat besar di udara. Contoh lainnya, yaitu pembakaran lahan bekas panen atau membuka hutan untuk tempat tinggal dan ladang.
Pencemaran di Indonesia kini mengalami masa kejayaan, terutama di DKI Jakarta yang pada tahun 2006, oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan udara Jakarta sebagai udara terburuk ke tiga di dunia setelah Meksiko City dan Bangkok (kompas, 16 Januari 2007 dan Indo Pos, 8 April 2007 dalam Prihandana, 2007). Sebenarnya pencemaran udara ini tidak hanya terjadi di Jakarta sebagai pusat ibu kota di Indonesia, hampir semua kota besar di Indonesia juga mengalami pencemaran udara yang sangat membahayakan, namun tidak separah kota Jakarta.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia telah mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar bensin, namun tingkat pembelian dan penggunaan kendaraan bermotor terus meningkat. Semakin tingginya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia yang diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 8-12% per tahun, akan semakin meningkatkan penggunaan bahan bakar dan pencemaran udara di Indonesia. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOX), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (OX). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOX, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara.
Pada tahun 1999, konsumsi premium untuk transportasi mencapai 11.515.401 kilo liter (Statistik Perminyakan Indonesia, Laporan Tahunan 1999 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi). Dalam setiap liter premium yang diproduksi, terkandung timbal (Pb) sebesar 0,45 gram sehingga jumlah Pb yang terlepas ke udara total sebesar 5.181,930 ton. Dengan pertumbuhan penjualan mobil dan sepeda motor sebesar 300% dan 50%, diperkirakan dari tahun ke tahun polusi akibat timbal (Pb) akan semakin meningkat.
Arya Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran lingkungan. Yogyakarta. Penerbit Andi Yogyakarta.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran, hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Husein, Harun. 1993. Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan, dan Penegakan hukumnya. Jakarta. Bumi Aksara.
Iptek Voice. 2007. Status Emisi Karbon di Indonesia. http://www.ristek.go.id. [31 Juli 2008].
Komunitas Mahasiswa Sentra Energi. 2008. Bahayanya Pencemaran Udara. http://kamase.org/2008/02/01/bahayanya-pencemaran-udara. [29 Juli 2008].
Organisasi. 2006. Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar Kita, Gas Beracun CO, CO2, NO, NO2, SO dan SO2 yang Merusak Kesehatan Manusia. http://organisasi.org. [02 Agustus 2008].
Pertamina Artikel. Bensin Ramah Lingkungan. http://www.pertamina.com. [29 Juli 2008].
Prihandana, Rama. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.
Salim, Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta. Modern English Pers.
Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Sinar Harapan. 2003. Pencemaran Udara Ancam IQ Anak. www.sinarharapan.com. [01 Agustus 2008].
Walhi. 2004. Pencemaran Udara. http://www.walhi.or.id. [29 juli 2008].
Wikipedia. 2007. Pencemaran udara. http://id.wikipedia.org. [01 agustus 2008].
Comments
Post a Comment