Singkong (Manihot Sp.) merupakan komoditas pertanian di Indonesia yang memiliki prospek cukup baik. Singkong mudah ditanam dan dibudidayakan serta jarang terserang hama penyakit. Biasanya hasil panen singkong oleh masyarakat di Indonesia dimasak sebagai pengganti beras. Padahal nasi singkong masih sangat kurang untuk memenuhi standar gizi di Indonesia apalagi bagi anak-anak dan remaja yang dalam proses pertumbuhan. Masyarakat lebih memilih singkong yang diolah menjadi gaplek untuk dijadikan makanan pokok utama karena masyarakat kurang mampu membeli beras yang harganya dininai sangat mahal dibandingkan dengan gaplek. Jika hal ini terus berlanjut, maka masyarakat Indonesia akan terus menerus kekurangan gizi dan kegiatan belajar anak akan terganggu dengan kurangnya gizi yang diserap tubuh dan otak.
Harga bahan bakar minyak dan sembilan bahan pokok di Indonesia terus naik. Gula pasir yang merupakani salah satu komoditas sembilan bahan pokok juga tak luput mengalami kenaikan harga. Sekarang ini di Indonesia mengalami kekurangan suplai gula pasir karena tingkat produksi dalam negeri masih sangat rendah yang membuat harga gula semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya areal tanah yang sesuai untuk tanaman tebu ditambah dengan besarnya modal yang diperlukan untuk mendirikan atau merehabilitasi pabrik-pabrik gula.
Berikut kandungan nilai gizi tanaman singkong.
Harga bahan bakar minyak dan sembilan bahan pokok di Indonesia terus naik. Gula pasir yang merupakani salah satu komoditas sembilan bahan pokok juga tak luput mengalami kenaikan harga. Sekarang ini di Indonesia mengalami kekurangan suplai gula pasir karena tingkat produksi dalam negeri masih sangat rendah yang membuat harga gula semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya areal tanah yang sesuai untuk tanaman tebu ditambah dengan besarnya modal yang diperlukan untuk mendirikan atau merehabilitasi pabrik-pabrik gula.
Berikut kandungan nilai gizi tanaman singkong.
Zat makanan
|
Jumlah
|
Kalori (joule)
Air (g) Protein (g) Karbohidrat (g) Lemak (g) Serat (g) Abu (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niacin (mg) Asam Askorbat (mg) |
567,0
65,5 1,0 32,4 0,2 1,0 0,9 26,0 32,0 0,9 0,05 0,04 0,6 34,0 |
Sumber: Direktorat Gizi Departemen RI
Dengan kurangnya pemanfaatan singkong sebagai salah satu komoditas pertanian yang melimpah masih, maka untuk itu pembuatan gula dari singkong menjadi salah satu usaha dalam peningkatan nilai tambah singkong agar lebih dimanfaatkan. Selain itu tujuan utama pembuatan gula singkong ini adalah untuk mencari alternatif bahan pembuat gula non tebu.
Usaha gula Manihot sp. cukup berpotensi untuk masyarakat di Indonesia. Bahan baku utama pembuatan gula Manihot sp. yaitu singkong yang sangat mudah di dapat karena mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Harga Singkong juga relatif murah sehingga usaha gula Manihot sp. ini akan menghasilkan profit yang sangat menjanjikan.
Mengingat stok gula di Indonesia yang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, prospek pemasaran gula Manihot sp. sangat baik. Gula Manihot sp. dapat di pasarkan di seluruh pelosok Indonesia, sehingga pemerintah tidak perlu lagi mengimpor gula dari luar negeri. Usaha gula Manihot sp. menawarkan produk gula dengan harga di bawah gula tebu di pasar. Dengan kalori gula. tidak setinggi gula dari tebu, kaya akan karbohidrat dan vitamin C serta rendah lemak, akan membuat produk ini lebih diminati masyarakat luas. Usaha gula Manihot sp. dapat dikembangkan di daerah pusat penghasil singkong sehingga produsen mampu mendapatkan cost singkong yang lebih murah.
Pembuatan gula dari singkong pada dasarnya sama seperti pembuatan sirup glukosa dan maltosa dalam sebuah industri. Prinsipnya adalah menghidraulis pati dari singkong menjadi glukosa melalui proses pengolahan tertentu. Prosesnya yaitu dengan memasak susu pati dari singkong sehingga didapat cairan glukosa yang rasanya manis. Bahan yang diperlukan hanya singkong, air, dan sedikit HCl (Asam Klorida). Adapun alat yang digunakan antara lain pisau, panci, parut, kain penyaring, dan kompor (www.pikiran-rakyat.com).
Langkah-langkah pembuatan gula dari singkong sebagai berikut.
1. Singkong dipotong dari batangnya.
2. Dikupas kulitnya dan dicuci.
3. Singkong dihancurkan dengan parutan. Penghancuran ini bertujuan mendapatkan sari pati dari singkong.
4. Hasil parutan dicampur dengan air kemudian disaring menggunakan kain penyaring sehingga air yang bercampur pati akan lolos.
5. Air perasan yang diperoleh tersebut lalu disaring kembali agar benar-benar bersih. Hasil peyaringan kedua ini adalah susu pati.
6. Susu pati yang didapat kemudian dimasak selama beberapa jam setelah itu tambahkan sedikit HCl.
7. Hasil pemasakan susu pati merupakan cairan dengan rasa sangat manis yang terjadi akibat perubahan sebagian besar pati menjadi gula (glukosa).
Saat pemasakan, dijaga agar kandungan air dalam susu pati tidak terlalu banyak yang hilang atau menguap. Dalam produksi 50 kg singkong mampu menghasilkan 30-35kg gula. Semakin besar kapasitas peralatan, semakin ekonomis biaya produksi gula singkong ini (www.pikiran-rakyat.com).
Sumber:
Handri. 2007. Membuat Gula dari Singkong. (Online), (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1102/03/1005.htm, diakses tanggal 22 Agustus 2007)
Comments
Post a Comment